Contact online

Hidup bagaikan sebuah pohon

Loman berbagi,Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan ketika dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.

Hal kecil dengan cinta

Loman berbagi,Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar.

Mengukur Kebijaksanaan

Loman berbagi,Jangan mengukur kebijaksanaan seseorang hanya kerana kepandaiannya berkata-kata tetapi juga perlu dinilai buah fikiran serta tingkah lakunya.

Lupa

Loman berbagi,Manusia tidak perlu dihukum karena lupa, tetapi manusia perlu dihukum kerana sengaja lupa.

percaya kepada kekuatan diri

Loman berbagi,Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai sesuatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa merdeka.

Jumat, 15 Januari 2016

Sejarah KSPL Chelonia

Kelompok Studi Penyu Laut “Chelonia” merupakan salah satu organisasi di Fakultas Biologi Universitas Nasional yang bergerak dibidang konservasi penyu laut dan habitatnya. Organisasi ini berdiri pada tanggal 6 Februari 1999 di pantai Citirem Suaka Marga Satwa Cikepuh Sukabumi Selatan, Jawa Barat.
Program kerja yang dilakukan oleh KSPL “Chelonia” meliputi studi lapangan habitat penyu, kampanye dan penyuluhan serta,seminar mengenai konservasi penyu. Sejak tahun 1999, KSPL “Chelonia” telah memiliki station research dan aktif melakukan kegiatan di Suaka Marga Satwa Cikepuh.

Kamis, 04 Juni 2015

Menyambut Musim Penyu, Paloh Gelar FESPA IV

Menyambut Musim Penyu, Paloh Gelar FESPA IV

 0  0  New

Posted on 27 May 2015  |  0 Comments
Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata di Kecamatan Paloh mulai bangkit. Sarana dan prasarana yang  terus dibangun, akan mempermudah wisatawan menyentuh kecamatan yang kaya akan sumber daya alam ini. Terletak di utara Kab. Sambas, Paloh juga dikenal dengan pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia. Sepanjang ± 63 km, penyu-penyu menjadikan pantai di Paloh sebagai tempat bertelur.

Penyu merupakan salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Paloh. Selain Penyu, bawah laut perairan Paloh memiliki keindahan yang memanjakan mata wisatawan.  Tak hanya alamnya saja yang menarik, namun tradisi dan budaya lokal pesisirnya memiliki keunikan tersendiri. Diantaranya Ritual Besiak, Upacara Antar Ajung dan tradisi Ngamping sebagai bentuk rasa syukur masyarakat pesisir atas panen yang berlimpah. Tradisi ini dilaksanakan dipertengahan tahun sekitar bulan Juni dan Juli, dimana pada bulan tersebut juga merupakan musim puncak peneluran penyu Paloh.

Sejak dulu, masyarakat pesisir Paloh merayakan musim peneluran penyu dengan mengadakan kegiatan “Festival Lempar Telur Penyu”. Sayangnya, hampir 10 tahun tradisi tersebut  tidak lagi dilaksanakan akibat populasinya yang menurun dan melanggar aturan hukum yang berlaku di Indonesia.

FESPA IV

Mengembalikan kerinduan masyarakat lokal terhadap perayaan menyambut musim peneluran penyu, DKP dan BKSDA Provinsi Kalimantan Barat, BPSPL dan PSDKP Pontianak, Pemerintah Desa Temajuk bersama WWF Indonesia menginisiasi kegiatan Festival Pesisir Paloh (FESPA). Festival ini akan diselenggarakan tanpa melanggar norma konservasi, sekaligus mempromosikan potensi pariwisata pesisir. Tradisi dan budaya lokal serta upaya penyadartahuan masyarakat merupakan satu aspek yang akan ditekankan. Sehingga timbul rasa bangga dan upaya masyarakat untuk melestarikannya.

Festival Pesisir Paloh IV (FESPA IV) 2015 kembali digelar pada tanggal 28 hingga 30 Mei 2015. Mengusung tema “Menjaga Penyu Di Batas Negeri”, festival akan dilaksanakan di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas dan Pantai Peneluran Penyu Paloh. Rangkaian Festival ini dilaksanakan dalam rangka merayakan beberapa hari penting seperti hari Penyu sedunia yang jatuh pada tanggal 23 Mei, hari lingkungan hidup pada tanggal 5 Juni mendatang serta tentunya dalam rangka Musim Puncak Peneluran Penyu Paloh 2015.

Kegiatan wisata seperti wisata bawah laut, pelepasan tukik, hingga wisata malam saat penyu sedang bertelur menjadi kegiatan yang disuguhkan kepada pengunjung. Selain kegiatan itu, dimeriahkan pula dengan kegiatan pentas budaya dan beberapa perlombaan hingga pemilihan duta penyu paloh 2015. FESPA IV 2015 selain untuk mempromosikan potensi pesisir Paloh, diharapkan pula dapat bertujuan untuk menstimulasi peran Pemerintah, Masyarakat pesisir dan Instansi terkait untuk terlibat dalam kegiatan konservasi pesisir dan penyu laut, hingga pengawasan dan penegakan hukum pelestarian spesies penyu dan budidaya perikanan.

Penulis : Dynta Munardi (Website Writer)

Sabtu, 07 Maret 2015

Pelestarian Penyu Hijau

Pelestarian Penyu Hijau dapat apresiasi


Pelestarian Penyu Hijau dapat apresiasi
ilustrasi Seorang wisatawan membantu menggotong penyu hijau (Chelonia mydas) yang berhasil disita polisi dari upaya penyelundupan, saat akan dilepas di Pantai Kuta, Bali, Rabu (14/5). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
 Patut dipertahankan dan ini akan menjadi kebanggaan nasional,"

Pekanbaru (ANTARA News) - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mendukung upaya pelestarian Penyu Hijau yang dilakukan Pemerintah Dearah Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, sejak lima tahun silam.

"Patut dipertahankan dan ini akan menjadi kebanggaan nasional," kata Agung Laksono di sela kunjungan di stanf Provinsi Riau pada kegiatan Investasi Daerah di ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Expo di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat.

Kunjungan Menkokesra itu langsung disambut oleh Gubernur Riau Annas Maamun dan Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman serta pejabat eselon II Pemerintah Provinsi Riau.

Ketika itu, Annas Maamun menjelaskan tentang upaya yang dilakukan pihaknya untuk melestarikan Penyu Hilau yang keberadaannya sempat terancam punah.

"Saat ini di Provinsi Riau sudah melakukan penangkaran Penyu Hijau di Pulau Jemur, Kabupaten Rokan Hilir. Pelestarian ini sudah mulai dilakukan sejak sekitar tahun 2009 oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rokan Hilir," katanya.

Pada pameran tersebut, stand Provinsi Riau menampilkan Penyu Hijau yang usianya diperkirakan kurang lebih 40 tahun dan itu menyedot perhatian banyak pengunjung.

Agung Laksano berharap upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Riau dalam penyelamatan dan pelestarian Penyu Hijau itu dapat diinformasikan secara luas.

"Seperti melalui kegiatan-kegiatan pameran seperti ini. Saya yakin banyak orang yang belum mengetahui jika upaya untuk melestarikan Penyu Hijau ini juga telah dilakukan di Provinsi Riau," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More